Minggu, 23 Februari 2014

PERALATAN TIK PADA ZAMAN DAHULU ( KUNO)







            PERALATAN TIK PADA ZAMAN DAHULU ( KUNO)


M
EDIA KOMUNIKASI MASA LALU (KUNO)                                                                                                     Semenjak ditemukannya alat komunikasi untuk pertama kalinya, alat komunikasi ini terus mengalami perkembangan. Berdasarkan rentang waktunya, peralatan komunikasi dibedakan menjadi alat komunikasi masa lalu (kuno) dan alat komunikasi modern. Alat komunikasi masa lalu masih sangat sederhana jika dibandingkan dengan alat komunikasi yang ada sekarang ini. Peralatannya pun masih menggunakan bahan-bahan yang ada di alam, seperti kentongan, asap, dan daun lontar. Berikut akan dibahas beberapa media komunikasi yang digunakan pada masa lalu.
A. Kentongan (Kentungan)

Kentongan dikenal sebagai salah satu sarana komunikasi tradisional. Kentongan sudah lama, digunakan di Indonesia, mulai dari Demak, Mataram, Surakarta, Yogyakarta, serta daerah lainnya di Indonesia. Kentongan digunakan untuk memberi tahu warga atau masyarakat bahwa telah atau akan terjadi sesuatu. Tanda atau kode yang digunakan berbeda-beda antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Misalnya, tanda kentongan yang menandakan akan adanya bahaya banjir berbeda dengan tanda kentongan yang digunakan sebagai tanda adanya kemalingan, kenduri, adanya perayaan, atau akan ada lawan yang menyerang.
Pada masa kerajaan, kentongan juga digunakan pamong kerajaan bila hendak menyampaikan pesan dan perintah sang raja atau prabu kepada rakyatnya. Pamong kerajaan tinggal memukul kentongan sehingga rakyat dengan bergegas datang berkumpul di tempat yang sudah lazim mereka gunakan.
Walaupun terjadi perkembangan teknologi yang cukup pesat, namun kentongan merupakan sarana komunikasi tradisional yang masih dapat bertahan sampai saat ini, khususnya di daerah pedesaan. Kentongan masih digunakan, misalnya di bidang keamanan dipakai sebagai sarana ronda malam. Kentongan juga dipakai sebagai petunjuk waktu. Kentungan besar (bedug) digunakan sebagai tanda bahwa waktu salat telah tiba.
B, Asap
Orang-orang zaman dahulu juga memanfaatkan asap sebagai media komunikasi. Asap dikenal sangat populer digunakan sebagai media komunikasi suku bangsa Indian di Amerika. Alat komunikasi ini biasa digunakan untuk mengirimkan suatu pesan rahasia pada teman ataupun lawan.Seperti halnya kentungan, berkomunikasi dengan menggunakan asap tidak memiliki kode yang standar (baku). Misalnya satu kepulan asap dapat berarti suatu peringatan. Dua kepulan asap dapat pula berarti adanya bahaya. Tiga kepulan asap dapat berarti adanya masalah ataupun meminta bantuan. Pernahkah kamu melihat film yang menceritakan korban kecelakaan pesawat terbang yang terdampar di hutan? Pada film tersebut biasanya si korban berusaha meminta bantuan dengan cara memberitahukan keberadaannya dengan menggunakantanda asap.Sekarang ini asap juga sering digunakan dalam suatu permainan bermain pesan dalam kegiatan pramuka.



C.. Prasasti dan Daun Lontar

Pada zaman yang lebih maju, orang mulai menggunakan bahasa tulisan sebagai alat komunikasi. Kegiatan surat-menyurat di Indonesia telah dimulai sejak masa kerajaan Kutai, Tarumanegara, Pajajaran, Majapahit, Sriwijaya, dan Mataram. Walaupun pada masa itu kegiatan tersebut masih terbatas pada kegiatan surat-menyurat antar kerajaan. Mereka menggunakan kulit kayu serta kulit bambu sebagai bahan untuk menulis.Akan tetapi, yang lazim dipakai untuk menulis surat pada tempo dulu lebih dominan daun lontar. Namun ada juga yang menggunakan bambu, tulang binatang, labu hutan, rotan, dan lempengan batu (dikenal dengan nama prasasti). Oleh karena itu, ahli sejarah sering menemukan peninggalan sejarah yang berupa prasasti dan catatan dalam daun lontar.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasasti merupakan piagam yang tertulis pada batu, tembaga, dan sebagainya. Prasasti merupakan sumber sejarah terpenting untuk mengungkap peristiwa masa lalu. Hal ini disebabkan karena prasasti adalah dokumen tertulis yang orisinil dari peninggalan masa lalu tersebut. Berdasarkan Matrical Eulogitic Inscription, Mc. Dannel, Sanskrit Dictionary, prasasti dapat berarti tulisan dalam bentuk puisi yang berupa pujian. Selain itu, prasasti juga berarti anugerah, karena prasasti dalam arti pujian itu didasarkan atas anugerah yang diberikan seorang raja kepada rakyatnya. Oleh karena itu, prasasti dalam arti anugerah itu, disebutkan berlakunya hak istimewa yang turun-menurun. Istilah untuk itu dalam Negara Kertagama disebut purwasarirareng prasatyalama tan rinaksan iwo,yang berarti hak-hak istimewa yang sejak dahulu dilindungi oleh prasasti kuno.Selain prasasti, daun lontar juga digunakan sebagai alat komunikasi masa lalu. Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, “daun pohon tal”) adalah daun pohon siwalan (Latin palmyra atau borassus flabellier) yang dikeringkan. Daun Lontar dikenal juga sebagai daun pohon nira. Daun Lontar dipakai untuk bahan naskah dan kerajinan. Lontar sebagai bahan naskah dipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Nusantara banyak ditemukan naskah lontar dari Sunda (Jawa Barat), Jawa, Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan lontar sebagai bahan kerajinan digunakan untuk bahan baku atap rumah dan produk utama anyaman serta kipas.
SUMBER :http://arinnurshabrina.wordpress.com/2012/09/11/peralatan-tik-zaman-dahulu-kuno/.


                                        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar